Piranha 3D

Setelah pemirsa dibuat kecewa terhadap sejumlah film-film hewan buas dengan visual efek yang biasa-biasa saja, malah cenderung jelek, kini bersiaplah melihat film hewan dengan visual efek bagus. Yakni, Piranha 3D.

Tidak seperti film Frankenfish, Lake Placid, dan Dragon Komodo, sejumlah review sama-sama menyebutkan bahwa film yang di AS dirilis mulai 20 Agustus itu sangat menarik. Bahkan, sebuah review menyebut, film berdurasi 82 menit tersebut sangat menarik dan dikategorikan sebagai must-see film (film yang harus ditonton).

Film itu bahkan dibandingkan dengan Snakes on a Plane, yang muncul di musim panas empat tahun lalu. Yakni, sama-sama tahu bagaimana plot adegan yang membuat pemirsa tetap duduk di kursinya.

Bintang-bintang yang memainkannya cukup terkenal. Yakni, Elisabeth Shue (The Hollow Man) yang berperan sebagai sheriff, Ving Rhames berperan sebagai deputi, dan Jerry O' Connel. Juga, ada nama Christopher Lloyd sebagai ahli ikan dan Eli Roth. Ada juga nama Richard Dreyfuss yang muncul sebagai cameo.

Namun, inti cerita pada film itu adalah adegan penusukannya. Sutradara Prancis Alexandre Aja mempunyai cara yang kreatif dan menarik untuk mematikan karakter-karakternya. "Tidak penuh kejutan seperti di High Tension (film Aja sebelumnya), tapi dengan halus dan ditambahkan sedikit unsur humor," tulis review yang dibuat Associated Press.

Cerita film sederhana saja. Yakni, tentang musim semi di Danau Victoria. Di tempat itu, ada sejumlah mahasiswa yang liburan, mabuk-mabukan, dan kemudian ada yang terjatuh ke dalam air. Tiba-tiba, muncul segerombolan ikan piranha dengan gigi tajam, mata awas, dan terlihat menyeringai ketika hendak mengoyak-ngoyak korbannya. Namun, itu bukan piranha biasa, melainkan piranha purba dengan ukuran raksasa yang terjebak di dasar danau.

Meski disyuting dengan kamera 2D dan baru dipindahkan ke format 3D, Aja sukses membuat perubahannya sangat teliti. "Setidaknya lebih baik ketimbang film terbaru M. Night Shyamalan, The Last Airbender," komentar Associated Press.